Selasa, 30 Juni 2015

Pentas Produksi ke-69

Salam Budaya !

   Pentas Produksi, sebuah proses yang luar biasa di Kelompok Peron Surakarta. Mau tahu bagaimana prosesnya? Check this out !

   Yak, tahun ini Peron menggelar Pentas Produksi yang ke - 69. Persiapan untuk Pentas Produksi kali ini tergolong cukup singkat, yakni sekitar 1 bulan. Yah, dengan ketersediaan waktu proses yang sedemikian itu membuat kami harus bekerja ekstra!

   Naskah yang kami bawakan adalah 'Kapai-Kapai' karya Ariffin C. Noer, adapun penggarapnya adalah Mas Yudi Dodok. Sang sutradara membawa para aktornya berproses dengan menitik beratkan pada eksplorasi tubuh, latihannya serius tapi santai.

   Pada proses kali ini, selain ada tim artistik (tata panggung, tata musik, tata rias dan busana, tata cahaya) dibentuk juga tim dramatrug. Mas Gorry, Mas Tri, dan Mas Duwek menjadi penggagas garapan musik untuk pentas produksi kali ini. Sedangkan di tata rias dan busana ada Athifah, Mbak Ulfa, Mbak Puput, Mbak Senja, Mas Sandi, Mbak Luna dan Mbak Ning. Untuk tata cahaya di-handle oleh Faizal dan Fina. Sumarno menjadi ujung tombak tata panggung kali ini, dan di tim dramatrug ada Atun, Fina, Vinsca, Athifah, dan Dyah.

   Dengan bantuan ke-5 tim tersebut di atas, proses hingga pentas yang diperankan oleh Ihsan, Rizka, Openk, Dhylan, Ayu, Jonathan, Sri, Sumarno, Sita, Sholikah, Vinsca, Dyah, dan Rima berjalan dengan lancar.

   Ada beberapa nama yang sama 'ya? Ya, memang kami semua tidak ada yang hanya memegang satu peran. Itulah sebabnya kami harus bekerja 'ekstra'. Belum juga disebutkan komposisi tim pemproduksian yang diketuai oleh Fina, benar-benar kerja ekstra.


   Untuk dapat mempersiapkan Pentas Produksi dengan baik, harus dibuat perencanaan yang baik pula, untuk itulah perlu diadakan RAKOR !

   Konsep pemroduksian kali ini adalah 'Mendekat ke Masyarakat'. Itulah sebabnya kenapa kami memilih menggelar PenProd kali ini di Sanggar Seni Kemasan dan SMP N 1 Donorojo, Pacitan. Jadi ke dua tempat ini memang 'mewakili' kami untuk dapat lebih dekat dengan masyarakat, agar masyarakat mulai atau lebih mengenal teater, terutama teater kampus.




   Melesat ke persiapan keseniannya...

   Melalui naskah 'Kapai-Kapai' ini Peron mencoba menyampaikan buah pemikiran seorang Arifin tentang sebuah permasalahan dalam kehidupan manusia. Manusia seringkali hanya menginginkan kebahagiaan, dan sebisa mungkin dengan usaha yang paling minim atau bahkan tanpa usaha sama sekali. Hal inilah yang membuat manusia menjadi seringkali menghalalkan segala cara, termasuk mengambil jalan pintas tanpa berpikir panjang.

   Naskah ini memakai alur lingkaran, di mana adegan penutupnya adalah pengulangan dari cuplikan bagian pembuka. Alur tersebut menggambarkan bahwa sampai kapanpun permasalahan yang diangkat dalam naskah ini akan terus terulang dan terulang kembali.

   Tokoh 'Abu' menjadi ujung tombak dalam naskah ini, di mana ia adalah seorang buruh yang menginginkan kebahagiaan tetapi tidak pernah berusaha lebih. Akibat kemiskinan materi dan hati, 'Abu' menjadi teramat mudah diperdaya oleh keadaan. Hingga ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengejar sebuah jalan pintas menuju kebahagiaan, yaitu 'cermin tipu daya'. Pada akhirnya apa yang didapatkan 'Abu' hanyalah kesia-siaan.

   Nah loh! Keren 'kan? Yuk tengok prosesnya...

   Supaya Sutradara dan para pemain memiliki satu pandangan yang sama tentang naskah yang akan dibawakan, perlu adanya 'Bedah Naskah'. Pada tahap ini, naskah diulas bersama-sama oleh seluruh calon pemain bersama sutradara. Setelah mendapat satu garis besar yang sama, pembedahan dilanjutkan oleh tim tersendiri yaitu tim 'dramatrug' yang beranggotakan seperti yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya.

   Masuk ke Casting. Mas Dodok, selaku sutradara mempraktikkan Double Casting pada PenProd kali ini. Setelah beberapa hari menjalani ritual casting akhirnya didapatlah komposisi pemain dengan Double Casting untuk naskah surealis ini.

   Latihan !









   Latihan yang kami jalani rata-rata adalah latihan eksplorasi tubuh, sesuai konsep garapannya sutradara. Untuk memaksimalkan hasil latihan, pemain dipecah menjadi beberapa kelompok dan berlatih di pos-nya masing-masing. Pada proses ini Mas Dodok dibantu oleh Mas Tower, Mas Tri, Mas Sandhi, dan Mbak Senja.

   Seakarang kita intip tim artistiknya...

   Awalnya konsep musik yang akan dipakai adalah musik digital. Di tengah-tengah proses, tim musik mengubah konsepnya menjadi live. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pementasan, tim ini pun membuat beberapa alat musik seperti di bawah ini...


   di tangan Mas Gorry, Tri, dan Duwek, musik Pentas Produksi menjadi 'gahar' !



   Lihat tata cahaya garapannya Faizal dan Fina. Karena ini surealis ya tata cahayanya dibuat menyesuaikan dong ya...

   



   Nih, make up kostumnya... buah tangan Athifah dibantu mbak Puput, Ulfa, Senja, Luna, Ning, dan mas Sandhi. Tentunya ini ditemukan setelah berkali-kali eksplorasi oleh penggagas utamanya.

   









   Selain berbagai hal di atas, masih ada tata setting. Settingan PenProd kali ini adalah Eksplorasi Bantal. Selain bantal, digunakan juga pit kebo...

   






   Tidak hanya sekadar itu, pentas kali ini memanfaatkan multimedia berupa 'video' yang dioperasikan oleh Mbak Senja.

   




   Kami juga harus mempersiapkan tempat untuk pentasnya lho...

   





   Tempat yang ke dua adalah SMP N 1 Donorojo, Pacitan. Salut buat para tim survey dan perizinan yang rela bolak-balik Solo-Pacitan demi kelancaran Pentas Produksi.

 


   Semakin dekat dengan hari pementasan ! GR dan Pentas !
   Sanggar Seni Kemasan, 10 Juni 2015.






















   Dan ini yang di SMP N 1 Donorojo, Pacitan, 13 Juni 2015.



















  Sebuah proses yang luar biasa.

  Mari terus berkarya !
  Salam Budaya !

Redaksi: Dhylan Cahya
Dokumentasi: Mas Budi dan Tim Dokumentasi PenProd
Admin: Bob

3 komentar: